Sunday, March 22, 2009

grandmoth'r was die

Tanggal 11 maret 2009. Adalah hari OPPUNG kami meninggal. Ada satu pengalaman yang sungguh membuat aku sangat terharu, yaitu kuasa doa. Disaat rasanya penantian supaya penderitaan oppung aku segera disudahi, dan semua orang juga sudah menginginkan hal yang sama, karena kasian oppung, yang harus menderita sangat berat, ga bisa gerak, hanya ditempat tidur doank, disamping juga udah cukup merepotkan. Doa supaya tuhan kasih yang terbaik buat oppung udah sering aku dan keluargaku lakukan, namun masih saja lama. Disampng itu juga, hampir setiap malam oppung datang ke mimpi aku. Berapa kali mimpi itu cukup mengganggu aku, karena ada mimpi yang cukup menyeramkan. Yah aku tau jawaban doa emang ga kilat. Tapi hal yang bagiku sangat mengharukan adalah, dua minggu sebelum kematian oppung, aku minta mas Viktor dan mas Putu doakan oppung, dengan aku telah menceritakan ttg oppung, dan setelah itu juga, dua minggu aku sungguh2 mendoakan oppung(tiap hari), karena sebelumnya agak2 macet. Dan hari itu tepatnya tanggal 11, aku bangun jam 6 pagi, kemudian aku melakukan aktivitas ke kamar mandi. Setelah itu mengambil waktu bersama TUHAN seperti yang biasa aku lakukan, baca ayat yang telah aku jadwalkan, yaitu dari MATIUS, kemudian buat daftar doa yang sangat panjang, dan aku berdoa. Orang yang terakhir aku doakan adalah OPPUNG aku, aku sungguh2 berdoa semoga tuhan kasih jalan yang terbaik buat oppung. Dan aku selesai SATE jam 7.30. Kemudian aku beberes kamar, sambil ngepel, ada sms, tapi tak kuhiraukan sampai aku selese ngepel dan ngerendam baju. Setelah aku buka sms, DUPP…kaget....OPPUNG UDAH MENINGGAL. Sedih dan haru, perasaan yang tak terlukiskan dengan airmata aku sungguh sujud dikamar, aku langsung berdoa sembari takjub akan kekuasaan TUHAN yang sungguh2 telah mendengar doa umatnya. aku dikasih tau kalo oppung meninggal jam 7.30, itu tepat setelah aku selesai mendoakan oppung. OMG..aku makin haru dan makin percaya kalo tuhan itu bener2 berkuasa dan berkehendak pada umatnya. Aku tau ini bukan keegoisan sendiri, bukan hanya karena doaku juga. Tapi aku bangga pada diriku, aku mendoakan oppung di hari terkahirnya bernafas di bumi ini.

Pikiranku langsung melayang ke kampung, yup aku tau situasinya pasti lagi kacau. Kacau bukan berarti ribut. Tapi emang karena kondisi keuangan keluarga juga ga mendukung segera aku sms Kak betty minta dukungan doa untuk keadaan ini, biar sungguh Tuhan yang menyertai keluargaku dan juga acaranya. Aku kasian ama kedua orang tuaku, papa adalah anak(laki2) satu2nya oppung yang masih hidup, otomatis tanggung jawab paling besar di pegang sama keluarga. Yang terpikirkan oleh ku saat itu adalah mendoakan kak Lylis, Kak Nora, B’Hardi, K’destu, dan B’sabar bisa pulang ke kampung dan aku terus mendoakan dan beriman buat itu, sampai aku nekat ngasih no telp nya kak destu ke kak Nora. Dan aku juga minta tolong kak destu bantuin dia. Mungkin itu akan sangat membantu. Sedih seh, sangat sedih karena aku akan selalu mendapati diriku ga bisa dalam posisi itu. Aku sadar dan bener2 sadar, berusaha memaklumi keadaan. Yah karena aku tau aku ga akan bisa pulang, karena aku masih anak kuliahan, yang belum bisa ngapa2in. Aku sedih karena mendapati diriku, di usiaku yang segini, aku belum juga bisa menghidupi dan bertanggungjawab untuk diriku. Kembali aku merenung, dulu juga aku ga bisa pulang waktu nikahannya abang aku, tapi disitu kesedihanku ga seperti sekarang. Membayangkan oppung aku dikelilingi oleh cucu2nya dan semua keluarga, membayangkan yang baru terpikirkan oleh aku, bahwa aku adalah cucu termudanya oppung, membayangkan kuburan oppung doli dan bapatua akan dipindahkan, membayangkan mama yang pasti akan sibuk, membayangkan papa yang mungkin sangat terbeban dan cape pikiran. Oh Tuhan, aku ga tau apakah ketakutan ini berarti dan bayangan ini sangat menyiksa aku, membayangkan aku sendirian disini, try to pretend that im with them and attend the ceremony. Aku hanya berharap semuanya akan sesuai harapan.

Kembali lagi aku menyalahkan diri sendiri, yang ga seharusnya demikian, aku bisa sangat bahagia saat tau kk dan abang aku pada bisa pulang, im really happy for that. But I can’t lie to myself, im truly sad. Ujian yang sedang aku jalani sungguh tidak membuat aku stop untuk merenung. Sampai2 aku minta temen2ku tinggal dan nginap dikosan, supaya aku ga merenung terus bahkan sampai sekarang mereka rela nemanin aku. Ajaibnya aku bahkan bisa melupakan rasa sakit yang seperti biasa, dan yang semakin membuat aku muak dan muntah, hanya karena merenung ini. Ngebayangin lagi saat ini, gimana suasana di kampung, mencoba untuk mencari kebahagiaanku, ntah dengan apapun kembali mencoba menbayangkan aku ada disana dengan segudang kesibukan itu, walau terkadang air mata tanpa sadar menetes saat kesendirian dan kesedihanku, bagaimanapun temen2ku menghibur, tapi bayangan itu selalu datang. Bukan maksud untuk menyalahkan keluargaku, aku hanya kasian sama diri aku sendiri. Yah seperti yang aku katakan tadi, ini karena aku, di usiaku ini, belum bisa menikmati jerih payah hidupku. Gue emang bener2 melankolik yang selalu memikirkan kesempurnaan. Agak sedih juga ketika bokap bilang “ya udalah anak sekolahan ga usah pulang” yah meskipun aku udah tau, dan sadar banget aku ga akan pulang, dan aku juga ga menuntut untuk pulang, tapi aku ga suka caranya mengatakan itu karena jauh sebelumnya aku sudah siap untuk ga pulang, terlalu cengeng yah aku!
Harapanku saat ini, semoga keluargaku bisa bersatu dalam upacara pemakaman oppung. Tidak ada pertengkaran, semuanya keluarga saling mendukung tidak ada keegoisan, terlebih masalah duit.
Berharap juga kk dan abang2 aku bisa saling memperbaiki diri, terutama sekarang mereka semua akan ngumpul, aku harap pembicaraan dalam keluarga ada, tak ada lagi perselisihan diantara kk dan abang aku. Aku berdoa semoga semua yang aku harapkan terwujudkan, semua yang aku doakan selama ini. Aku tau kepulangan mereka akan sangat berarti buat orang tua. Akan sangat berarti juga untuk bisa saling mengungkapkan perasaan di antara keluargaku dan menyelesaikan masalah miss communication.

Buat Oppung..makasih oppung, karena berkat oppung, aku sungguh2 semakin percaya akan kuasa doa, makasih juga buat pelajaran yang oppung kasih selama kita masih bersama. Aku cukup bersyukur karena terkahir kita ngobrol, waktu oppung sakit, oppung masih kenal suaraku, dan oppung juga mendoakan aku. Makasih banyak oppung, dulu waktu kecil aku selallu dirawat oppung, dikasih jajan, di urut kalo sakit, kalo sakit oppung yang selalu merawat. Jasa oppung emang besar. Makasih banyak oppung atas pelajaran hidup ini. Oppung udah buat aku semakin dewasa untuk mencari kebahagiaanku.

Saturday, March 14, 2009

Bandung 7 Feb 2009

Untuk menjadi seorang manusia yang baik, dan memiliki konsep diri yang teguh bukanlah sesuatu yang gampang. Dengan begitu banyak kejadian yang aku alami dalam hidupku, belakangan aku makin menyadari, untuk menjadi seseorang, kita hanya butuh ‘percaya akan kedaulatan Tuhan’ dan ‘be honest to ourself’. Selama ini, aku hanyalah manusia pengecut, yang ga punya keberanian untuk menghadapi kenyataan. Betapa munafiknya seorang MIDA.
Bulan January adalah bulan yang sangat berat buat aku, ya itu karena aku mengatakan begitu. Memang berat, tapi aku bisa melewati. Betapa banyak yang aku peroleh, banyak pelajaran berharga yang aku rasakan, suka dan duka, aku dapat dari setiap masalahku. Aku belajar juga mencintai dan mengasihi orang lain.
1. Bulan January, selalu jadi bulan yang berat. Katanya time to make a resolution, tapi sampai di umurku yang segini, aku ga sanggup melakukannya. Karena aku udah hopeless, karena aku ga percaya diri lagi. Tapi kemudian aku sadar. Disaat aku pengen sendirian untuk menginstropeksi diri, ttg apa yang salah dari aku, kenapa aku selalu kena masalah. Tuhan punya rencana lain buat aku, Dia tidak membiarkan aku sendirian, justru ditengah masalah itu, aku diberkati oleh kehadiran temanku di kosan, kehadiranya bukan hanya menambah pengalaman, pelajaran ttg skripsi, kuliah. Tapi pelajarannya, bahwa ternyata aku bukan orang yang hidup dengan sia2, bahkan ditengah masalah yang aku hadapi, aku bisa memberikan kasih terhadap temen aku. Bagaimana kami sama2 berjuang buat nyelesaiin skripsinya dia. Yah itu suatu berkat yang sangat besar bagi aku. Aku jadi merasa aku berharga, tuhan selalu punya cara untuk membuat umatnya berharga.

2. Pada saat aku menyadari bahwa hidup memang susah, tapi gampang jika kita menjadi orang yang tulus dan jujur pada diri sendiri. Aku belajar, dari kegagalanku memperoleh nilai yang bagus, yup nilai bukanlah sebuah kiamat. Dulu aku menganggap nilai adalah akhir dari segalannya. Tanpa sadar, ternyata selama ini aku mengandalkan pikiranku sendiri, yah aku bener2 nyadar itu. Tapi sekarang aku belajar, bagaimana bersyukur, biarlah aku melakukan apapun dalam hidupku untuk KEMULIAANYA saja. Aku ga butuh untuk diri aku, atau ttg tanggungjawab kepada orangtua, dan keluarga, tapi biarlah semuanya untuk Tuhan, karena aku adalah anakNya, aku hanya harus percaya sama Dia, maka Dia akan selalu bukakan jalan itu. Itulah yang aku alami saat ini, belajar berserah dan meyakini sesuatu. Dan ternyata pada saat aku melakukan itu, semuanya terasa gampang, bahkan hatiku diliputi sukacita.

3. Saat aku ga punya uang sama sekali, bagaimana rasanya ga makan atau makan Cuma sekali sehari. Itu juga bukan dengan Nasi, tapi mungkin roti atau cemilan, ga bisa beli ini, itu, hanya ngiler liat orang. Tapi ternyata Tuhan beri aku kekuatan, pelajaran baru, bahwa hidup itu ga hanya untuk makan. Ga hanya untuk uang. Pada saat aku sadar, ditengah aku ga punya apa2, bagaimana aku mempertaruhkan hidup, dan menyerahkan semua uang yang aku punya untuk persembahan. Aku hanya berpikir tuhan pasti akan beri jalan, duit yang aku pegang sekarang ga seberapa, dan ga akan sanggup menghidupi aku untuk sehari, tapi ditengah ketidakpunyaan itu, aku belajar ‘berserah dan percaya’. Yah kembali Tuhan kasih aku jalan. Ada aja orang2 disekeliling aku yang baik hati, kasih makanan, sekalipun aku ga pernah cerita sama orang ttg masalahku, karena aku emang ga mau dikasihani, sekalipun aku malu, tapi mungkin ini adalah jalan Tuhan, dan yah buktinya aku masih hidup sampai sekarang, aku ga sekarat, dan aku sehat. Bukan hal yang gampang mungkin bagi orang lain untuk menjalani hidup yang kuhidupi, karena bagiku semua itu ga gampang. Tapi aku sadar inilah cara tuhan mengajar aku, mungkin ini adalah awal dari kesuksesanku. Untuk jadi seorang yang sukses, ga gampang, butuh perjuangan dari titik 0, dengan begitu kita akan jadi menusia yang real.

Pelajaran2 ini menjadikan aku menjadi manusia yang sadar dan semakin dewasa dan merasa berharga. Mungkin inilah yang Tuhan bilang ‘engkau berharga dimataku, engkau adalah biji mataku’. Aku bukan anak kecil lagi yang kerjaannya mengeluh dan mengeluh, bersungut2. Tapi aku harus menciptakan karakter dan watak sbg anak tuhan yang bener dalam diri aku, dengan begitu aku akan menjadi anak Kesayangan Tuhan. Aku sungguh bersyukur buat semua pelajaran hidup yang tuhan berikan. Ga seorangpun bisa mengambil sukacitaku. Dan pasti kebahagiaan selalu menyertaiku juga keluargaku.
Note: thx buat temen2 yang menjadikan aku semakin merasa berguna, memberikan kasih sayang untuk aku. Yang terbesar buat Tuhan.
Special thanks to:
- My lovely brother, B’moan(buat doa dan udah pinjamin buku negeri bahagianya sekalipun belum baca), Ori(buat selalu jadi penyemangatku untuk melayani), Wulan(yang selalu doain aku dan jadi temen yang baik buat aku, luv u gal), Lona(buat pinjaman duitnya),Esro(buat ngingatin aku, bahwa semua hal pasti ada sisi bahagianya), B’janner(buat sharing pengalamnnya yang membuat aku ga merasa org paling malang), B’Benny(buat sharingnya juga di PD), B’Dedy,K’tina, K’joy(buat ‘air mata’ penting). M’Victor, M’Putu. dll

nothing to worry about

Jumat, 27-februari/2009
Kesulitan demi kesulitan rasanya berhasil aku lalui, dan dengan pengalaman lain2nya yang membuat aku semakin matang. Termasuk dalam hal berserah pada yang empunya aku. Kuliahku semester ini memang melelahkan, tapi sekaligus menyenangkan, karena aku di ajar untuk bisa mandiri, aku bisa belajar benar2 dan memiliki tanggung jawab yang besar. Kurang tidur pun rasanya sangat terbayar, dan tak terasa setengah semester aku berada di semester ini, ini mengajarkan ku banyak hal, termasuk aku mengambil kuliah di FISIP. Kami bisa ngambil kemanapun kami mau yang penting mata kuliah prasyarat sudah di penuhi. Kuliah di FISIP adalah hal yang baru bagi aku, rasanya seru jadi anak FISIP, karena mereka tidak perlu seperti kami. Bisa di bilang kuliah di FISIP hanya terima jadi. Dalam artian, mereka udah punya teori dan tinggal membaca dan menghapal, sedangkan kami, kalimat atau rumus sebaris aja sudah harus di pikirkan dapatnya dari mana, dan pastinya banyak pertanyaan. Dosenku bilang orang matematika adalah orang yang termalas di dunia, makanya di ciptakan rumus2 yang bisa bikin mudah, contohnya saja rumus Phytagoras, untuk menghitung segitiga. Tapi dalam perkuliahan ini, rasanya itu terlalu menghina, justru disini kami dituntut untuk bisa berpikir kritis dan mengetahui darimana tuh rumus datangnya.

Yang beda juga menurut aku di FISIP adalah, pada saat kita presentasi, rasanya presentasinya ga bernada, ga berbunga dan ga punya pengalaman. Rasanya kita hanya ngomong tanpa ada yang mendengarkan, dan pertanyaannya juga tidak menantang, karena semuanya sudah ada dalam teori. Aneh sih rasanya aku membandingkan, tapi bagi aku ini adalah suatu keistimewaan aku kuliah di matematik. Ternyata banyak hal yang membuatnya istimewa, termasuk pada saat presentasi. Saat presentasi tugas atau makalah, pertanyaanya sangat menantang, dan kita harus bisa menggali banyak hal hanya dari satu kata atau rumus, dan pertanyaanya juga sangat bermacam2 belum lagi interpretasinya. Yah ini adalah suatu kebahagiaan buat aku. Jurusan yang aku ambil mengajarkanku banyak hal tentang tampil di depan, gimana kalo presentasi, tampilannya gimana, dan betapa pentingnya kerja tim.

Satu pengalaman yang sangat menarik bagi aku adalah, seminggu ini, dari hari senen tgl 23-26 tiap hari saya harus presentasi, yaitu 3 kali di jurusanku, dan sekali di FISIP. Yang di FISIP kelompok dan satu yang matematik juga kelompok. Sebenarnya bagi aku kerja kelompok bukanlah Sesuatu yang terlalu menyenangkan, karena biasanya ujung2nya hanya kerja sendiri atau berdua. Aku bagikan pengalamanku di FISIP dulu:
Presentasi hari kamis tanggal 26 Feb/09.
Karena hari sebelumnya aku hanya menyiapkan slide yang ternyata sia2 karena kebetulan ruangan yang di FISIP tidak ada computer ataupun LCD, jadilah harus presentasi pakai OHP, udah ketinggalan banget rasanya, karena masih banyak duit yang harus di kuras untuk mengopi setiap slidenya. Tapi bukan itu yang terpenting.
Hari rabu setelah aku juga habis presentasi, jam 10 pagi, aku PA ke Bawah. dan temanku Intan udah di kosan, karena aku satu kelompok sama dia malam itu nginap di kosanku. Setelah aku selesai PA kami tidur, karena malam sebelumnya aku Cuma tidur 2 jam. Tidur siang 2 jam rasanya sangat cukup. Kamudian jam 3 pekerjaan, kami mulai, mulai dengan membuat laporan /makalah, sampai jam 7 belum juga selesai, karena banyak yang harus di buat. Kebetulan hari ini aku dan temen2 Nav ketemuan, aku, Mas dimos, adi, mas putu, elsa, Martha dan sio, untuk mengenalkan nav ke temen kita yang datang dari Australia untuk pertukaran pelajar di UNPAR. Kami janjian jam 7, tapi aku datang jam 8, dan langsung ngobrol2 sekaligus makan. Dan jam 9 aku sama intan pamit pulang dengan alasan ngerjain tugas,karena aku ngajak dia, lumayan buat kendaraanya. Hhee. 15 menit kemudia kami udah sampai di kosan dan langsung melanjutkan buat laporan. Intan bilang kita ngerjainnya sampai stgh 2 aja ya paling lama, tapi aku Cuma bilang ‘se selesainya aja tan’ namun ternyata ga juga selesai sampai jam segitu, karena banyak data yang harus di olah, akhirnya jam 5 pagi rasanya aku ngantuk banget, karena komputernya sangat lelet dan makin melelet, mungkin karena ke capean. Intan udah aku suruh tidur dari jam 2 tapi dia mau tetep jadi penghibur katanya, lucu seh, sekalipun dia ga banyak bantu, paling ga diaudah berusaha semaksimal mungkin untuk kerja sama, karena ini emang tugas kita. Awalnya agak kesal seh, tapi rasanya secara tidak sengaja aku tidak terlalu mengikutkan intan dalam pekerjaan bersama ini, aku membiarkan diriku menganalisa sendiri, egois banget rasanya, tapi aku ga maksud. Kalo aku nerangin sekarang ke Intan pasti makin lama, biarlah ntar aja gue terangin dan nunjukin mana yang harus dia presentasikan. Jam setngah 6 aku bangun, jadi hanya tidur stgh jam, kemudian tak lupa SATE. Jam 6 aku mulai ngerjain lagi, slide belum lengkap, dan belum diprint juga. Waktunya sangat sedikit. Karena presentasinya j10, dan sebagai akibatnya aku kami ga kuliah yang jam 7. Untungnya tuhan sangat baik, ternyata kuliahnya Cuma sebentar dan hanya cerita2 saja.

Jam 9.45 akhirnya semuanya kelar. Kami pun brangkat ke kampus. Dan ‘oh GOD’ aku langsung ke presentasi dan makalahnya saja. Good job buat anak2 MIPA, papernya bagus, analisisnya juga bagus, data2 yang kalian punya sangat memuaskan. Orang2 MIPA emang hebat, itulah yang dosennya bilang sama kami .Tak terhingga rasanya kebahagiaan yang meliputiku, karena ga sia2 apa yang aku perjuangkan. Aku langsung nyalamin temen aku UEH, STEPH(terpaksa), INTAN(berpelukan sama dia dan hanya menangis haru).
Cuma selalu ada aja yang ganjil, STEPH, aku benci dia, dia sama sekali ga bantu, ga kerja, ga cari data, pokoknya menyebalkan banget, apalagi waktu aku bilang biaya ngeprint dll segini, gue pikir dia bakal yang bayarin semuanya sebagai tanggung jawab atas dia ga kerja, eh taunya dia Cuma bilang brapa2. Yah taulah kelanjutanya seperti apa. Entah bagaimana aku harus menyikapi ini, aku dan Intan ga rela dia dapat nilai bagus, sedangkan dia sama sekali ga kerja, bahkan nanya pun waktu kami ngerjainnya juga kagak, pokoknya seribu kekesalan untuk dia, makanya gue sama Intan bakal ngelaporin itu ke Bapaknya, even sebenarnya bapaknya juga udah tau ternyata..lucu, tapi mungkin itu adalah karisma atau apapun namanya itu yang dimiliki dosen, dia tau mana yang kerja dan mana yang kagak.
Kebahagiaan lain yang aku dapat adalah temenku NIK HAEL (UEH), dia juga sangat berjasa, sekalipun dia ga terlibat secara keseluruhan, tapi dia sangat berjasa mencari data, dan member semangat, satu yang gue ga nyangka dari dia, dan dia jadi orang yang sangat baik, sering ngumpul bareng jadinya, dulu dia sangat anti rasanya sama kita, mungkin karena di mata sipit..tapi senang liat EH yang sekarang, sekalipun udah hampir 4 tahun bersama dia, tapi baru sekarang2 aku mengenal sifatnya. Dan ini adalah karunia TUHAN. Thanks GOD..dan presentasi lainnya sangat menantang.