Wednesday, November 02, 2011

FAKTOR LUCKY


Saya tidak tau apakah benar ada yang namanya factor lucky dalam sebuah situasi, atau itu semua adalah buah dari ketaatan kita. Tuhan berkata “ carilah dahulu kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan padamu”. Kata-kata ini bukanlah sekedar kata-kata hiasan, namun mengandung makna yang cukup dalam. Saya mengartikan kata ini sebagai bentuk dari talenta dan kepercayaan Tuhan pada  manusia. Ketika manusia telah taat dan telah berhasil melewati proses yang Tuhan percayakan, dan dia setia dalam hal itu, maka Tuhan pun akan mempercayakan hal yang lebih besar, seperti kata-kata “ setia terhadap hal-hal kecil”.
Saya merasa terberkati dalam pekerjaan saya saat ini, bukan karena tidak ada tantangan, tapi tantangannya sangat menantang dan benar-benar membuatku ingin maju lagi. Menyadari bahwa aku adalah bagian dari suatu program pelatihan , itu artinya aku harus belajar banyak hal, dan tau semua hal mulai dari hal-hal kecil sampai hal besar. Bagaimana menyusun strategi, bagaimana bersikap, dan saat kapan kita harus mengambil suatu tindakan. Terus terang pekerjaanku bukanlah pekerjaan yang gampang, justru disitulah tantangannya, bagaimana saya terus termotivasi untuk melakukan suatu karya yang lebih bear lagi.
Menceritakan sedikit pengalamanku beberapa waktu lalu, beberapa minggu yang lalu saya ketemu dengan mantan manajer saya di kantor lama. pertemuan itu bukanlah tidak bertujuan, dan aku pastinya tau apa tujuannya. Sebelumnya bos besarku juga sudah beberapa kali meminta saya untuk kembali keperusahaanya dan mengabdi disana, namun hal itu selalu aku tolak. Di saat aku sudah hamper 1 tahun keluar dari perusahaan tersebut, mereka tetap mengharapkan aku untuk kembali dan tentunya dengan berbagai-bagai iming-iming, gaji yang lebih besar, dan lain-lainnya. Aku melihat begaimana aku sungguh telah berhasil menanamkan suatu sikap baik, meninggalkan karya dan nama yang baik di tempat kerja yang lama, ini bukan suatu kesombongan bagiku, namun ini adalah suatu kebanggaan buatku.
Setelah beberapa lama kami berbincang-bincang, mengetahui perbedaan kantor sekarang dan yang lama. dengan catatang, kantor lama dan kantor sekarang adalah dunia yang sangat berbeda, saya mencoba membandingkan dari segi manajemen, ternyata ada kekakuan peraturan di tempat lama. ditempat lama (perusahaan Korea) dan di tempat baru (Indonesia) dari segi manajemen, motivasi, dan keinginan untuk maju lebih tampak dikantor sekarang, saya mendapati kekakuan ini sangat janggal dan ini membuatku semakin menyenangi untuk bekerja dikantor ssekarang, namun dalam  hal ini saya tidaklah membenci kantor lama, justru saya menikmati kerja disana, namun hidup harus memilih dimana passion kita. Sungguh saya merasa terberkati dalam setiap perjalanan saya.
Pekerjaanku telah banyak  membentuk aku, membuat aku harus mengeluarkan semua potensi diri, dan sangat excited dalam melakukan hal-hal baru. Aku adalah manusia penganut filosopi “setiap orang mempunyai hak untuk dihargai” namun siapapun dia, tidaklah perlu ditakuti untuk berhadapan dengannya, karena masing-masingnya adalah ciptaan Tuhan. Aku menikmati semua hal ini. Walaupun berat target, kerjaan, tanggungjawab, dan lain sebagainya, namun aku sangat bersyukur untuk semua ini. Tidak semua orang mempunya kesempatan untuk menjadi orang seperti saya. Memang pasti ada yang kurang, ya itu tidak terlepas dari segi ketidaksempurnaan manusia.
Sampai saat ini, saya merasa terberkati dalam pekerjaan saya karena semuanya seolah-olah gampang, dan aku yakin ini semua karena Tuhan yang bekerja untuk aku, dan aku tidak akan pernah berhenti mengucap syukur padaNya. Aku mungkin sering membuat Dia kecewa, namun Dia selalu mengangkatku kembali seperti lagu “ I ask you how many times do you pick me up but I keep on letting you down,  each time I I pursue of Your glory a power forgiveness I above…”
Intinya dalam melakukan semua pekerjaan atau kegiatan kita, mulailah dengan doa, dan akhiri selalu dengan ucapan syukur, tak perduli seberapa besar kerikil yang akan kita hadapi, sebesar apa tantangan yang akan kita jalani, dan seberapa berhasil kita dalam hal itu, bersyukurlah senantiasa dan nikmatilah hidup sebagai karunia Tuhan.