Apakah virginitas adalah keadaan dimana seseorang belum pernah melakukan hubungan seksual secara sadar, secara dipaksa, atau belum pernah melakukan hubungan seksual yang dilandasi oleh rasa cinta?itu,
Menurut saya virginitas itu adalah : suatu kondisi dimana orang belum pernah melakukan hubungan seksual baik secara sadar, dipaksa, ataupun hubungan seksual yang dilandasi oleh rasa cinta
Alasan saya untuk mempertahankan virginitas
Untuk saya pribadi, virginitas memang penting dan alangkah baiknya dijaga. Saya, sebagai seorang perempuan, ingin memberikan virginitas saya kepada orang yang benar-benar saya anggap tepat. Alasan yang paling mendasar yang membuat saya mempertahankan virginitas adalah “AGAMA”. Indonesia memiliki lima agama resmi, antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kelima agama ini melarang seks pranikah. Itu berarti kelima agama ini menganggap penting virginitas. Oleh karena pengaruh agama besar dalam masyarakat, nilai-nilainya juga melembaga dalam kultur masyarakat, selain itu Indonesia juga menganut budaya timur, yang saya pikir sedikit banyak mempengaruhi keputusan untuk melakukan sesuatu yang melanggar norma ketimuran tersebut, seperti halnya seks yang dibicarakan disini. Alasan-alasan yang lain yang saya pikir juga tidak kalah pentingnya masalah tanggung-jawab pribadi, terhadap diri saya dan Tuhan, takut dosa, hamil, dikucilkan, dan ketahuan masyarakat. Hal ini juga didorong oleh;
Dengan mempertahankannya, saya tidak perlu melanggar agama dan moral. Tidak perlu mengecewakan dan membuat malu orang tua dan keluarga besar juga teman-teman saya atau lebih tepatnya orang-orang yang menyayangi saya.
Saya tak perlu takut hamil karena ”kecelakaan” sehingga terpaksa melahirkan anak yang jelas tidak inginkan atau terpaksa menggugurkan kandungan.
Terbebas dari segala macam resiko penyakit menular seksual.
Seks sama sekali bukan urusan kecil. Tapi sebaliknya, sex adalah sebuah keputusan yang sangat besar. Seks bukan hanya melibatkan nafsu saja dan yang kadang kurang disadari, tapi seks juga harus melibatkan cinta, komitmen, serta tanggung jawab antara 2 manusia. Saya rasa saya akan jauh lebih berharga sebagai manusia, bila bisa melakukan seks sebagai kegiatan fisik sekaligus mental yang utuh dan tentunya ini terjadi setelah saya menikah nanti.
Saya akan sangat berhak untuk menikmati pengalaman seksual dengan senyaman dan seindah–indahnya, tanpa kecemasan melakukan aktifitas seksual di luar pernikahan, seringkali terjadi karena rasa ketakutan akan ketahuan.
Cinta bisa menunggu. ”Karena aku percaya bahwa cinta sejati bisa menunggu, maka aku akan membuat komitmen pada Tuhan, diriku sendiri, keluargaku, calon pasangan hidupku, dan calon anak – anakku : bahwa aku akan menunda hubungan seksual sejak hari ini sampai saat aku menikah nanti”.
Hal inilah yang seharusnya ditanamkan di dalam benak kita saat mulai diintimidasi oleh masalah virginitas.
No comments:
Post a Comment